Saturday, October 17, 2015

Hujan...


Seketika diriku basah, gontai mendorong sepeda motorku memasuki gerbang rumahmu. Dengan tatapan cemas engkau menatapku dari balik kaca jendela.
Hujan...
Dan seketika engkau menghangatkan tubuhku dengan handuk yang sedari tadi kau genggam. Sambil berisik, engkau menanyakan maukah diriku dibuatkan secangkir teh.
Hujan... 
Bergegas engkau memintaku untuk mandi, sambil bergegas ke dapur membuatkan teh dan semangkuk mie instan.
Hujan...
Dan engkau menungguku di kamar mungil itu. Di luar mungkin air kian meninggi dalam cerita lama Ibu Kota. Tetapi hujan dan kita, selalu punya kenangan.
Dan Kota kecil ini akhirnya diguyur hujan. Hujan di bulan Oktober, hujan pertama yang membuatku rindu padamu.

No comments:

Post a Comment